“Kehidupan di dunia ini terlalu singkat jika harus dijalani dengan tidak bahagia”. Jangan Bayar Aku / Don’t Pay Me merupakan potret dari orang-orang yang mengikuti hati mereka dan memutuskan untuk menjalani hidup dengan gaya hidup yang bisa dibilang tidak biasa. Orang-orang yang secara sadar tidak mementingkan prioritas konvensional tentang uang, serta kepemilikan barang atau benda. Orang-orang yang lebih memilih untuk berbagi pengetahuan, makanan, kemampuan, rumah, dan waktu serta dengan siapapun yang merasa mereka bisa hidup mewah tanpa uang. Tempat tidur, sarapan, karya seni, mengkompos toilet, festival seni, tempat pembuatan bir skala rumahan, perahu catamaran.
Aku sengaja menghubungi Piotr dari salah satu kru dan menanyakan beberapa pertanyaan.
Bagaimana bisa punya ide semacam ini?
Idenya dimulai ketika aku sedang jalan-jalan keliling Asia dan Australia. Selama jalan-jalan dengan modal terbatas aku selalu mencari cara untuk menghemat pengeluaran. Aku sudah familiar dengan couchsurfing dan aku sangat beruntung bisa menemukan situs web seperti Helpx dan Workaway. Sehingga aku bisa tinggal selama satu bulan di sebuah area pertanian di dekat Brisbane tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Orang-orang di sana juga sangat mengagumkan dan aku sangat terkesan dengan ide di mana menukar beberapa jam kerja yang tidak begitu berat dan tidak membuat stress dengan sebuah kamar yang bagus dan makanan yang lezat. Sementara itu aku juga bisa sambil belajar keterampilan baru (tentang bangunan), melatih keterampilan berbahasa, merasakan hidup sebenarnya dengan masyarakat lokal tanpa harus merasa kuatir dengan hal apapun. Saat perjalanan ini aku sempat berpikir tentang program jalan-jalan yang akan menampilkan cara lain dari jalan-jalan tanpa uang atau setidaknya dengan sedikit uang. Hal ini bisa dilakukan dengan disertai nebeng, memulung makanan, couchsurfing (mampir), dll. Sekembalinya aku ke Polandia aku mengobrolkan tentang pengalamanku dengan Helpx dan tidak ada satupun dari teman-temanku yang tahu tentang situs ini. Dan beberapa dari mereka sangat suka jalan-jalan. Tapi mereka juga tidak punya uang (atau mereka pikir seperti itu). Namun demikian, setelah ngobrol dengan temanku Rysiek yang adalah seseorang yang ingun aku ajak bekerjasama di program jalan-jalan, kami mempertimbangkan kalau kegiatan sukarela/bertukar pengalaman yang kami punya itu cocok untuk dijadikan film dokumenter. Kami yakin kalau banyak teman-teman atau orang di luar sana itu merasa seperti tertekan oleh perasaan karena tidak punya alternatif selain bekerja di korporasi atau memiliki pekerjaan, membayar cicilan serta dilahap oleh budaya konsumerisme.
Pada hal apa kamu butuh uang untuk merealisasikan film dokumenter ini?
Kami semua berusaha berkontribusi semampu kami. Kami punya mobil istri Rysiek, kamera pinjaman dari Grzesiek, aku sendiri membeli bensin dan makanan murah untuk dimakan bersama. Kami mengabari orang-orang yang setuju kalau kami datang bertamu dengan membawa tenda dan makanan kami sendiri tapi sebagian besar dari mereka justru menawari kami kamar yang nyaman serta menyuguhi kami makanan. Sehingga uang yang kami perlukan hanya untuk biaya bensin dan tol. Seketika kemudian kembali kami menemukan banyak orang yang menawari kami bantuan dengan transkripsi, musik, membuat situs web, dan mendesain poster. Tapi masih susah untuk menemukan orang untuk melakukan editing. Lamanya sekitar 2 atau 3 bulan kerja dan orang-orang sebenarnya sangat suka dengan kegiatan ini tapi mereka juga butuh membayar tagihan dan juga sesuatu untuk dimakan. Sehingga kami mencoba menemukan perusahaan yang mau mensuplai editor potensial dengan makanan sehat tapi tidak ada yang berhasil. Setelah berbulan-bulan lamanya akirnya kami memutuskan untuk membuat penggalangan dana. Hasilnya tidak berjalan seperti yang diharapkan sebenarnya, tapi kami berhasil mendapatkan hampir €1000. Sesuatu yang bisa menjadi modal awal. Dana untuk membayar seorang editor untuk proyek semacam ini biasaya berkisar di €5000. Dengan kata lain dana yang terkumpul masih jauh dari target. Namun setelah sekian banyak pertemuan akhirnya kami menemukan seseorang yang mau melakukan pekerjaan ini dengan dana yang kami punya. Ini karena dia menyukai proyek ini. Sewajarnya kami juga perlu menemukan studio yang akan digunakan untuk mentransfer dan sinkronisasi material yang diinginkan oleh editor. Normalnya dana untuk kebutuhan semacam ini adalah €1000. Ada juga orang-orang lainnya yang menawarkan bantuan berkaitan dengan koreksi suara dan warna pada film dokumenter kami. Saat material sedang disinkronisasi (suara dengan audio), prosesnya berlangsung lambat karena 2 anggota kami ada yang sedang di luar negeri dan satu lagi ada yang sedang menyelesaikan tesis masternya.
Kamu pikir dunia tanpa uang itu mungkin?
Kupikir semuanya itu mungkin. Termasuk dunia tanpa uang. Aku tidak tahu pasti apakah akan menjadi dunia yang lebih baik, masih sama atau bahkan lebih buruk. Yang jahat itu ada pada orang bukan pada uangnya. Tapi lupakan itu, karena dunia tanpa uang itu tidak akan segera hadir. Setelah sekian ribu tahun hidup bersama uang, tidak mungkin tiba-tiba terjadi begitu saja. Aku juga tidak tahu alternatifnya bisa seperti apa. Aku sendirilah yang kekurangan pandangan untuk itu. Aku hanya membayangkan orang-orang saling peduli satu sama lain, mengikuti mimpi mereka, menghormati serta mencintai setiap orang tanpa memandang asal-usul, warna kulit atau bahasa. Aku sangat ingin melihat dunia tanpa perang, konsumerisme, serta tindakan menghancurkan diri sendiri. Tapi aku yakin itu mustahil terjadi. Kita mungkin akan mengancurkan planet ini dan beserta kita semua penghuninya. Jika kamu bertanya padaku bahwa dunia tanpa uang itu mungkin atau tidak – kurasa mungkin, segera setelah umat manusia menghancurkan diri mereka sendiri tentunya. 😉
Kapan film dokumenter ini akan dirilis?
Untuk tanggal rilisnya, sebenarnya aku senang jika bisa memberitahukannya tapi aku sendiri juga belum tahu pasti kapan. Proyek ini berjalan sangat lamban. Aku berharap bisa selesai tahun ini. Insha’Allah.
Baca lebih lanjut:
- dontpayme.com
- Don’t Pay Me on Facebook
- Don’t Pay Me on Twitter
- Documentary: Don’t Pay Me (bahasa Inggris)
DON’T PAY ME – a documentary movie trailer from A/H1N1 on Vimeo.