Artikel ini dikirimkan kepada kami. Kami sangat tidak menyarankan melakukan tindakan melanggar hukum di negara manapun. Gunakan tips berikut dengan risikomu sendiri ya.
Perjalanan gratis adalah hak asasi setiap orang di planet ini; kenapa bergerak harus dilarang? Hak gaya hidup seserang dengan cara nomaden terhambat oleh garis batas tidak terlihat, kontrol paspor, serta sistem moneter yang tidak berpihak kepada yang miskin.
Banyak garis perbatasan di negara-negara bumi, sehingga tanpa adanya berkas atau paspor yang benar kamu tidak akan diizinkan untuk menginjakkan kaki melewati khayalan ini, garis batas negara buatan manusia. Di Eropa, garis batas telah dihilangkan dan tidak dibatasi lagi, membuat perjalanan ke negara tetangga menjadi sesuatu yang biasa bagi generasi masa kini. Saya sendiri tumbuh menjadi orang yang suka jalan-jalan, dan aku senang membayangkan dengan pendapatan rendahku, aku telah melakukan perjalanan-perjalanan keliling Eropa yang hampir kesemuanya gratis.
Ketika aku menceritakan ke orang-orang tentang perjalananku di berbagai penjuru Eropa, mereka biasanya beranggapan, atau bertanya, jika perjalanannya kulakukan dengan pesawat. Pertanyaan semacam ini selalu membuat batinku bangkit, perasaan marah dan bingung, serasa ingin berkata “kenapa harus terbang pakai pesawat sih!?, perjalanan udara kan buruk bagi lingkungan dan aku tidak begitu terburu-buru untuk sampai ke tempat tujuanku…” – walaupun, yah, aku terlalu sopan kalau harus benar-benar berkata seperti itu ke orang.
Kalau orang-orang belum berasumsi bahwa aku bepergian dengan pesawat, mereka sering bertanya, “oh, jadi bagaimana kamu pergi ke sana?” Aku pun menjawab, “kamu tahu, sedikit naik kereta dan beberapa kali nebeng.” Respon mereka bergantung pada bagian mana mereka tertarik dengan jawabanku, jika mereka merasa tahu tentang menebeng, respon mereka pasti seperti ini, “Itu bisa bahaya banget lho, hati-hati ya!” Lalu, kalau mereka berfokus pada kereta, umumnya mereka berkata, “Wah, pasti mahal banget ya?” Karena faktanya aku jarang sekali membeli tiket kereta untuk bepergian, aku hanya bisa tersenyum, dan aku hanya meresponnya dengan berkata, “Ya, tiket kereta memang sangat mahal dan berbanding terbalik dengan fasilitas yang kamu dapatkan! Sering telat, penuh sesak, kotor, dan tua, berjalan di atas rel yang kurang perawatan, semuanya dikelola oleh swasta. Kita dijanjikan kereta yang lebih baik, rute, serta pekerjaan lebih banyak, tapi apa yang kita dapatkan dari perusahaan swasta hanya kenaikan harga tiket, pengurangan staf, dan lebih banyak bonus gaji ke eksekutif perusahaan jaringan keretanya saja.” Setiap orang biasanya langsung setuju jika aku berkata demikian jika harga tiket kereta terlalu mahal dan sistem kereta akan lebih baik jika dikelola oleh perusahaan negeri, dikelola oleh rakyat untuk rakyat, untuk memberikan pelayanan, bukan untuk keuntungan.
Jika harga tiket itu wajar maka transportasi kereta bisa menjadi alat transportasi umum untuk semua orang dan bukan untuk kalangan yang mampu saja, maka aku akan beli tiketnya. Hingga saat itu, dengan aku tidak membeli tiket kereta adalah sebagai bentuk protes terhadap privatisasi, serta sebagai aksi pembangkangan rakyat sipil.
Hukum tentang kereta gratis
Dengan adanya privatisasi rel kereta, legalitas tentang bepergian tanpa tiket telah berubah. Era sebelum privatisasi lebih mudah pada urusan pinalti karena badan pemerintah berurusan dengan administrasi dan polisi transprtasi ada di sana untuk melaksanakan tugasnya. Setelah privatisasi, hukum sebelumnya yang digunakan untuk menuntut penumpang tanpa tiket tidak diberlakukan lagi dan dengan menjadi bisnis swasta, hukum tidak lagi berada di pihak mereka sepenuhnya. Ini artinya jika terkena denda, maka kamu tidak harus secara legal menyerahkan detil apapun dan tidak harus menyerahkan identifikasi apapun kepada staf kereta api. Jika kamu memutuskan untuk tidak menyerahkan detil informasi dirimu, mereka boleh memanggil polisi, memberikan denda, atau mengeluarkanmu di pemberhentian kereta selanjutnya.
Jika polisi dipanggil kamu tidak perlu khawatir karena bepergian tanpa tiket bukanlah tindakan kriminal dan jika kamu menolak mengungkapkan identitasmu, satu-satunya hal legal yang polisi terpaksa lakukan (di Inggris) adalah dengan mengawalmu keluar dari areal kereta api. Akan tetapi staf kereta api punya hak untuk menuntutmu atas pelanggaran hukum memasuki wilayah tanpa izin, jadi disarankan untuk tetap tenang dan bersikap ramah, tidak membuat mereka jengkel – dengan berperilaku seperti ini bisa mengurangi peluang mereka untuk membawa kejadian ke jalur hukum lebih jauh lagi.
Hukum yang berlaku biasanya berbeda untuk negara yang berbeda, tapi di Eropa pada umumnya jalur kereta dimiliki swasta, beroperasi di bawah aturan-aturan bisnis swasta (walaupun bisa saja berubah aturannya). Aturan hukum lain di negara selain Inggris akan didiskusikan dan diuraikan selanjutnya nanti.
Perjalanan kereta gratis dan teknologi
Teknolgi telah mengubah jaringan kereta Eropa dengan begitu signifikan selama 25 tahun belakangan, dengan milyaran telah diinvestasikan pada fasilitas seperti CCTV, sementara dana yang dihabiskan untuk meningkatkan kualitas rel dan kereta atau membuat lapangan kerja baru di area lain jalur kereta jauh lebih sedikit. Dengan keamanan yang ditingkatkan di stasiun-stasiun, menjadikan bepergian gratis dengan kereta menjadi lebih sulit dan bagi beberapa orang terlalu menakutkan untuk dicoba.
Kapanpun aku tiba di sebuah stasiun baru, baik stasiun besar seperti Paris Nord atau yang kecil seperti Praia Ancora di Portugal, ada gunanya juga dengan duduk-duduk dan melihat-lihat situasi keadaan sebentar. Aku suka mencari tempat duduk yang enak, di tempat di mana kamu bisa melihat papan informasi keberangkatan kereta dan palang batas tiket di serta di tempat di mana kamu bisa melihat jalur keluar masuk, dan juga perhatikan lajur berbahaya atau tempat masuk ke dalam kereta dari mana kamu harus berangkat.
CCTV telah berkembang selama 20 tahun belakangan ini, awalnya hanya berupa kaset perekam bergambar buram hitam-putih hingga saat ini dengan fitur pengenal wajah digital yang dapat menemukan wajah satu orang di antara ribuan orang pengguna kereta. Dengan teknologi baru semacam ini, pihak keamanan bisa melakukan pemindaian dan mengenali siapapun yang berusaha “menerobos” tanpa tiket, menghentikan mereka untuk bisa memasuki kereta, demikian juga kamera yang terdapat di dalam kereta yang dapat mentransmisikan informasi secara langsung ke operator kamera keamanan. Sudah beberapa kali aku coba meninggalkan stasiun kereta tanpa tiket dan gagal, orang keamanan menghentikanku seraya menyuruh menghadap ke kamera CCTV, sehingga mereka memiliki data tentang mukaku. Agak sedikit merisaukan memeng, sehingga membuatku tertarik untuk mengetes keefektifan kamera-kamera ini, sekedar melihat jika alat ini bisa membantu pihak keamanan secara efektif atau hanya omong kosong saja untuk menakut-nakuti orang agar membeli tiket kereta yang terlalu mahal.
Palang tiket, khususnya di Inggris merupakan hal yang umum bahkan di stasiun kecil. Tak hanya sebagai masalah untuk para traveler tanpa tiket, tapi juga membuat ribuan orang memandangnya berlebihan. Bukannya dikelola oleh 2 atau 3 staf saja untuk ukuran stasiun kecil, justru malah digantikan oleh mesin tiket otomatis, palang tiket, dan kamera CCTV. Sekarang ini hanya ada pelayanan konsumen otomatis, tanpa ada staf yang bertugas menanganu masalah-masalah darurat, atau bahkan tugas sederhana seperti memesankan tiket untuk orang yang masih berjuang belajar mengoperasikan mesin tiket otomatis semacam ini. Ini bukanlah sistem yang aku inginkan dan tentu saja bukan sistem yang akan aku dukung dengan membayar sebagai kontribusinya.
Melewati palang tiket
Ada banyak cara melewati palang tiket, dan setiap waktu kamu berhasil artinya kamu menang. Gampang sekali caranya naik kereta di beberapa stasiun, contohnya di Prancis di mana sedikit terdapat palang tiket di peron SNCF, walaupun demikian di dalam kereta ada konduktor yang sangat aktif sehingga sangat sulit untuk menghindari pengecekan, khususnya untuk perjalanan kereta yang jauh.
Di Inggris, sebagian besar stasiun memiliki palang yang memberikan sedikit rintangan ketika ingin masuk ke stasiun dengan tanpa disertai tiket. Jika kamu punya sedikit uang kamu bisa selalu membeli tiket di stasiun terdekat di mana kamu berada kemudian coba hindari petugas di kereta, kalau petugas melihatmu dan kamu hanya membeli tiket hanya untuk satu pemberhentian saja, coba tunjukkan ke mereka sedikit, asal kelihatan itu tiket, agar mereka tahu kamu punya tiket tanpa mengecek lebih lanjut sehingga kamu bisa menikmati perjalanan penuh. Jika ptugas mengecek dan kamu ketahuan, palingan kamu akan dikeluarkan dari kereta di pemberhentian selanjutnya (kecuali kalau kamu bisa meyakinkan mereka untuk membiarkanmu melanjutkan perjalanan) dan kamu bisa lanjut lagi di stasiun kamu berhenti – meskipun jika kamu beruntung bisa melewati palang tiket dan sudah berada di peron.
Palang tiket di Inggris umumnya punya 2 atau 3 modus masuk dan keluar tergantung ke arah mana kamu pergi:
- Jalur masuk utama adalah palang otomatis di mana kamu harus memasukkan tiket untuk bisa lewat; dengan palang seperti ini tidak mustahil – jika kamu cepat – kamu bisa melewatinya mengekor di belakang penumpang lainnya. Dengan orang-orang yang semakin gemuk sekarang-sekarang ini, tidaklah mengherankan jika mereka perlu lebih banyak waktu untuk lewat palang karcis, walaupun hanya beberapa detik, semua untuk kebaikan para pelancong gratisan, inilah pertama kalinya aku mengucapkan terimakasih kepada makanan cepat saji!
- Cara kedua untuk bisa memasuki peron adalah dengan melalui jalur pintu masuk bagasi, yang mana sejauh ini tergolong cara termudah untuk lolos. Palang pintu masuk bagasi terbuka lebih lama setelah seseorang memasukkan tiket mereka, membuat situasi lebih mudah untuk nyelonong tanpa diketahui petugas. Ini adalah cara favoritku, walaupun memang tidak semua stasiun punya gerbang khusus bagasi barang bawaan semacam ini, dan selama tidak ada penjaga setidaknya kamu bisa lewat tanpa menimbulkan masalah.
- Pilihan ketiga untuk masuk ke peron hanya berlaku untuk stasiun-stasiun besar yang punya deretan lebar palang-palang tiket. Pada bagian samping-samping palang biasanya terdapat gerbang untuk petugas yang terkadang dibiarkan kosong dan terbuka sehingga semakin memudahkan untuk melipir lewat. Terkadang juga saat jam sibuk di pagi atau malam hari gerbang-gerbang ini juga dibiarkan terbuka untuk mengurai kepadatan antrian penumpang dan para petugas kereta pun tak punya cukup banyak waktu untuk mengecek tiket secara seksama, sehingga kamu bisa dengan mudah menggunakan tiket bekas di lantai yang bisa kamu lambaikan ke petugas nantinya sambil berhimpit-himpitan dengan calon penumpang kereta lainnya.
Ini mungkin trik terfavoritku, memang agak tidak higienis, tapi patut untuk dicoba, caranya adalah dengan mengapit tiket di bibir/mulut sambil tangan kanan-kiri membawa tas barang bawaan, dengan gaya tergopoh-gopoh kamu menunjukkan tiket di mulut. Cara seperti ini belum pernah gagal saat kucoba dan tidak sekalipun petugas mengambil tiket dari mulutku untuk mengeceknya, mungkin kembali ke faktor higienis tadi ya. Pernah sekali aku harus melakukannya dengan setengah potongan tiket kereta (usahakan bagian ujung yang tidak terpotong menyembul di bibir) karena hanya itu yang bisa kutemukan saat berada di kereta dari Brighton ke London Victoria. Sangat berguna jika kamu mencoba untuk tidak memandang palang tiket sebagai suatu hal yang tidak bisa ditembus, namun sebagai suatu tantangan atau rintangan untuk dilewati – secara harfiah.
Berurusan dengan kondektur
Setiap aku berusaha tidur di kereta rasanya seperti memacu adrenalin. Ketika aku melihat petugas berjalan mendekat di dalam gerbong, serasa jantung ini berdetak sangat cepat, di saat seperti ini aku berusah tidak gugup dan tidak terlihat mencurigakan. Aku sering juga melihat orang yang jelas-jelas bepergian tanpa tiket; gerakan tubuh memandang naik turun serta gelisah bisa membuat situasi tambah ruwet.
Tingkah laku mencurigakan yang tidak terlihat normal biasanya bisa menarik perhatian dan bisa membuat kondektur langsung menghampirimu. Kejadian semacam ini setidaknya pernah sedikit berpihak kepadaku, saat kondektur pemeriksa tiket berjalan lurus melewatiku untuk mengecek tiket sesorang di sana. Ia justru berdiri dari tempat duduknya dan berdiri di samping pintu jauh sebelum kereta sampai ke stasiun, sehingga membuat kondektur langsung curiga pastinya. Saat itu aku mencoba tetap tenang dan berjalan menjauh ke ujung lain kereta menjauhi sang kondektur.
Ketika jalan-jalan atau bepergian tanpa tiket sangatlah penting untuk tetap waspada serta siap untuk menghadapi berbagai macam skenario, jika kamu tidak bisa berpikir dan bertindak secara cepat kamu mungkin tidak sanggup menaiki kereta pada saat itu juga.
Ada baiknya jika kamu punya cerita-cerita di kepalamu yang siap kamu gunakan untuk beragam permainan peran ketika dihadapkan dengan rintangan seperti kepada penjaga di palang tiket. Perlu diingat juga, usahakan ceritanya bagus, banyak staf kereta yang telah bekerja di sana lama, pastinya mereka telah mendengar segala bentuk cerita dari beragam orang yang berusaha untuk bepergian secara gratis.
Untungnya, di SNCF Prancis masih merupakan organisasi sosialis dan kondektur menggunakan kebijaksanaan mereka untuk mengatasi para penumpang yang tidak bisa membayar biaya perjalanan secara penuh. Berulang kali di jaringan kereta SNCF aku melihat para penumpang lainnya yang mencoba menegosiasikan berapa uang yang sanggup mereka bayarkan untuk tiket kereta. Penumpang dan petugas jaga biasanya bersepakat dengan jumlah yang sanggup dibayarkan; dengan cara seperti ini, aku menaruh respek tinggi untuk Prancis dan SNCF.
Menunggu di toilet
Di toilet: merupakan cara dari kasta terandah untuk menumpang kereta, termasuk aku sendiri telah mencobanya berulang kali, dengan duduk di toilet selama perjalanan. Ini merupakan cara paling efektif yang biasanya berhasil tanpa halangan suatu apapun, lancar jaya. Tapi, namanya juga toilet, memang tempat yang menyuguhkan suasana yang menyenangkan, kecuali kalau kamu berada di sana bersama teman atau “pasangan” yang bisa diajak ngobrol selama perjalanan, kalau ada. Toilet bisa dipakai untuk perjalanan yang dekat saja; karena seringkali kamu tidak punya banyak pilihan saat ada penumpang lainnya yang kebelet parah menggedor-gedor pintu toilet, bahkan mengantri. Sehingga mau tidak mau kamu harus keluar dari toilet, rasanya bakal memalukan sekaligus menarik juga kalau harus keluar bersama dengan temanmu, tapi kemungkinan kecil nantinya kamu akan melihat antrian toilet lagi setelahnya, jadi berjalanlah keluar dengan percaya diri dan acuh tak acuh serta anggap saja orang-orang tidak memperdulikan apa yang kamu lakukan.
Ambil tempat duduk
Jika sedang beruntung, kamu bisa duduk dan memperhatikan kondektur berjalan melakukan pengecekan, selalu perhatikan gerakan-gerakan petugas pengecek tiket dan periksa berapa cepat dia menyusuri gerbong. Ketika sudah hampir mendekati jarak beberapa tempat duduk darimu, pelan-pelan berdiri, pindah ke toilet dan duduklah di sana selama kurang lebih lima menit; atau kira-kira setelah petugas melewati tempat di mana kamu duduk tadi di gerbong. Periksa terlebih dahulu apakah sudah aman dengan mengintip dulu di pintu toilet kemudian kembali ke kursi yang tadi. Kamu mungkin harus mengulangi aksi seperti ini lebih dari satu kali kalau perjalanan keretamu termasuk lama, sehingga perjalananmu terasa lebih nyaman tanpa perlu duduk sembunyi di toilet yang pastinya menyiksa pantatmu.
Perjalanan Gratis saat musim ramai penumpang
Akan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk penulisan penalti tarif tiket dan di Inggris umumnya hanya ada satu kondektur yang mengecek semua penumpang sebelum menutup pintu. Jadinya bisa sangat sulit bagi seorang kondektur untuk mengecek setiap tiket pada saat musim ramai penumpang. Bepergian pada saat-saat ramai seperti ini sangat disarankan dikarenakan bisa meningkatkan kesempatanmu untuk tidak terlihat oleh petugas di antara ramainya penumpang. Namun dengan adanya teknologi pengenal wajah pada kamera keamanan yang semakin canggih mungkin saja kesempatan emas semacam ini bakal segera hilang di masa depan.
Di sisi lain, dengan diperkenalkannya lebih banyak palang tiket dan kamera pengawas CCTV di segala area stasiun, membuat jumlah kondektur kereta yang ada di dalam kereta menjadi berkurang di Inggris. Oleh karena itu, setelah kamu berhasil melewati palang tiket dan masuk ke dalam kereta, kesempatanmu untuk menjumpai kondektur menjadi lebih kecil di sepanjang perjalanan. Staf kereta memanggil kereta tanpa seorang kondektur di dalamnya (NCA = no conductor aboard) yang menjadi semakin umum saat ini, sehingga merupakan berkah bagi para pelancong yang hobi berhemat.
Denda gratis
Jika kamu tidak bisa menghindari kondektur kereta saat bepergian tanpa tiket, maka selanjutnya kamu bakal terkena semacam denda. Pada beberapa situasi di negara-negara tertentu, sebaiknya menurut saja dengan petugas kemanan kereta dan beritahukan saja siapa dirimu. Mereka akan menanyakan namamu, tanggal lahir, alamat, dan meminta izin untuk mengecek KTP atau kartu identitasmu. Di banyak negara, kondektur kereta bepergian dengan perangkat mobile, yang bisa menyalurkan informasi yang mereka ambil darimu dan melakukan semacam referensi silang terhadap beberapa basis data secara instan. Mereka memeriksa apakah alamat yang kamu berikan benar dan segera memberikanmu denda.
Jangan khawatir, karena kamu tidak berkewajiban membayar dendanya! Denda ini bukanlah suatu perkara hukum dan tidak akan diselenggarakan berdasarkan undang-undang. Oleh karena itu, mereka akan berusaha menggunakan taktik menakut-nakuti (dan atau membohongimu) agar kamu segera membayar dendanya, biasanya berupa: ancaman-ancaman akan memanggil polisi untuk menangkapmu, serta ancaman kalau kamu tidak bisa melanjutkan perjalanana dan bahkan dipenjara jika kamu tidak membayar dendanya. Jangan panik, kamu tidak harus membayarnya, kamu belum melakukan kesalahan fatal apapun, walaupun mereka berusaha membuatmu merasa telah melakukan kejahatan yang serius.
Tetaplah percaya diri dengan argumenmu kalau kamu bepergian tanpa tiket itu atas dasar protes terhadap privatisasi, agar layanan lebih murah dan ditingkatkan serta sebagai alternatif hijau dibandingkan dengan mobil. Aku punya beberapa pengalaman di Inggris saat polisi benar-benar dipanggil tapi akhirnya tidak dilanjutkan ke jalur hukum, yang terjadi hanya aku dibawa keluar dari stasiun oleh polisi. Kira-kira hampir 20 menit kemudian aku bisa kembali lagi ke dalam kereta, setelah melewatkan waktu mengamen di luar stasiun dengan trik sulap bola andalanku untuk mendapatkan cukup uang guna membeli tiket menuju ke stasiun berikutnya – akses termudahku untuk melewati palang tiket yang mengerikan itu. Segera saja petugas jaga yang memperhatikanku tahu kalau aku akan pergi lebih jauh daripada tiket yang aku beli, tapi mereka terlihat tidak bisa berbuat apa-apa karena aku setidaknya berperilaku sesuai dengan aturan – setelah lewat di depan mereka langsung saja ucapkan terimakasih atas bantuannya sambil tersenyum.
Kontak dari perusahaan kereta dan juru sita
Surat-surat dari perusahaan juru sita disertai dengan trik panggilan telepon merupakan taktik yang mereka gunakan untuk menakut-nakutimu agar segera membayar denda (tentu saja ini hanya berlaku kalau kamu telah memberikan detil informasi yang benar kepada petugas yang memberikan denda). Cara paling favorit, serta licik yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kereta Inggris adalah dengan mengirimkan surat yang mengatakan bahwa kamu telah menerima telegram dan harus menghubungi nomor tertera. Jadi dimohon jangan sampai terpikat dengan taktik licik semacam ini! Jika kamu menelpon nomernya, dan mengkonfirmasi namamu, maka tandanya kamu telah mengkonfirmasi antara nama dan alamatmu saat ini. Yang benar saja, siapa yang masih pakai telegram di zaman maju seperti sekarang ini? Maka jika kamu menerima surat dengan hal semacam ini, langsung buang saja, jangan dibaca, karena justru akan membuatmu merasakan suatu kekawatiran yang tidak perlu.
Jika perusahaan kereta melanjutkan tuntutan, kamu mungkin akan dikunjungi oleh juru sita, tapi tak perlu cemas, mereka tak punya hak untuk memasuki areal rumahmu, sebab denda dianggap sebagai masalah perdata, bukan pidana, sehingga tidak mungkin akan berlanjut ke pengadilan. (Inggris)
Jika kamu tidak terdaftar di negara di mana denda diterbitkan dan sudah terlanjur memberikan data diri, KTP/kartu identitas, dan juga paspor, kamu masih tidak wajib membayarnya juga. Biasanya surat akan terkirim ke alamat yang salah juga kok, dan mereka juga tidak memiliki sistem untuk mengumpulkan hutang denda di luar dari negera mereka sendiri. Jika kamu bepergian tanpa uang, kamu harus punya sikap memaafkan ketika akan didenda, katakan saja kalau kamu sangat meminta maaf, bahwa kamu sedang bepergian tanpa uang dan kamu sedang berusaha kembali ke rumah dan tidak memiliki cara lain, kondektur biasanya akan memberimu denda atau memintamu untuk keluar dari kereta di stasiun berikutnya. Jika dewa keberuntungan sedang berpihak padamu dan cerita sedihmu cukup bagus untuk membuat seorang kondektur terharu, dia mungkin malah mengizinkanmu melanjutkan perjalanan lagi.
Berikan informasi diri palsu
Beberapa orang mungkin mengambil pilihan dengan memberikan kondektur informasi palsu (yang mana sebenarnya ilegal untuk dilakukan). Jika kamu memiliki persiapan khusus dengan nama alias, alamat, dan tanggal lahir yang palsu tapi asli memang ada pemiliknya, ada kemungkinan kamu bisa lolos dengan kebohongan tersebut. Namun kamu harus punya cerita meyakinkan tentang kenapa kamu tidak membawa kartu identitas saat itu, beruntung kalau kondektur langsung percaya atau sial kalau kemudian pihak berwenang ikut dilibatkan.
Kalau kamu menggunakan data diri teman, dan mereka dihubungi oleh perusahaan kereta berkaitan dengan dendanya, temanmu bisa menolaknya dan gunakan CCTV sebagai buktinya. Adik laki-lakiku sendiri sudah berulang kali menggunakan data diriku sehingga sudah beberapa kali juga aku mendapatkan surat cinta dari agensi penagih utang, tidak ada satupun yang berlanjut ke meja hijau dan aku sama sekali belum pernah membayar dendanya.
Bagaimana awalnya aku bisa bepergian gratis
Aku sudah bepergian gratis dengan kereta-kereta Eropa selama lebih dari 20 tahun belakangan ini, awal mulanya pada saat masa SMA yang bisa dibilang nakal, saat itu aku harus melakukan perjalanan cukup jauh ke sekolah yang letaknya di kota tetangga. Aku lebih memilih untuk menggunakan ongkos transportasi dengan membeli Marlboro light dan terpaksa harus menyelinap di kereta pulang pergi dari rumah ke sekolah. Perjalanannya hanya butuh waktu 15 menit jadi tidak perlu sembunyi terlalu lama di kereta dan pada saat itu belum ada yang namanya palang tiket dan CCTV.
Pada salah satu perjalanan ke sekolah inilah saat itu aku dan temanku memutuskan untuk mencoba pergi lebih jauh lagi. Waktu itu kami melewatkan pemberhentian kereta yang tak jauh dari sekolah alias membolos dan tetap berada di dalam kereta yang menuju ke arah barat di Devon sebelah barat daya Inggris. Faktanya pada waktu itu kami benar-benar tidak tahu kemana kami pergi, tapi tetap yakin lanjut, melewati Chichester dan Portsmouth hingga ke Southampton, sembunyi-sembunyi menghindari petugas kereta yang biasa mengawasi di sepanjang perjalanan.
Pada waktu itu, umurku masih 14 tahun kalau tidak salah, kereta-kereta di Inggris masih menggunakan jenis pintu slem/banting, yang artinya bukan pintu geser elektrik seperti yang ada sekarang, untuk membuka hanya perlu memutar gagang pintu. Belum ada fitur keamanan yang mumpuni pada waktu itu, kamu bahkan bisa membuka pintu kereta walaupun kereta sudah berjalan. Sehingga terciptalah suatu permainan berbahaya yang kami sebut “selancar kereta” di mana kamu naik kereta dengan pintu terbuka hingga ke peron di depan.
Di kereta-kereta generasi tua masih ada pembagian kelas yang tertata; beberapa gerbong gereta memiliki kompartemen khusus kelas pertama dan kedua, biasanya digunakan oleh para eksekutif bisnis dengan setelan abu-abu mereka untuk menuju ke tempat kerja. Saat kompartemen ini kosong bisa dijadikan tempat sembunyi yang mewah untuk menghindari petugas, di mana kamu bisa naik ke rak bagasi, di sisi sebaliknya di mana petugas lewat. 9 banding 10 para petugas itu tidak akan menyadari kalau ada pekerja kelas teri sedang sembunyi di rak bagasi gerbong kelas pertama, sehingga mereka bakal lewat begitu saja.
Kami menggunakan metode mengelak semacam ini yang tidak 100% berjalan lancar dan pernah beberapa kali kami diusir keluar kereta. Pelan-pelan kami tiba di Bristol dan kemudian ke Somerset melalui Devon. Saat itu suda larut malam saat kami tiba di suatu stasiun kecil di antah-berantah dan tidak satupun dari kami berdua mengabari orang tua atau sekolah tentang petualangan nakal kami. Kami duduk-duduk sebentar di stasiun pada waktu itu dan segera mengetahui bahwa ada satu kereta terakir yang akan beralan pada hari itu; sebuah kereta Great Western menuju ke London Victoria. Sehingga saat kereta sampai di stasiun kami segera naik dan melanjutkan perjalanan ke London. Petugas langsung lalu-lalang kala itu dan kami belum sempat bersembunyi apalagi berbohong padanya tentang kenapa dan kemana kami bepergian hingga larut malam. Petugas tersebut sepertinya tahu kalau kami masih anak-anak dan kelelahan sehingga terlihat membiarkan kami begitu saja hingga akhir sisa perjalanan.
Kereta sampai di London Victoria sekitar pukul 1 dini hari dan sudah tidak ada lagi kereta yang tujuan Brighton hingga nanti pukul 6 pagi. Kami menghabiskan beberapa jam mencoba untuk tidur di bangku kemudian jalan-jalan ke Istana Buckingham, di mana kami menyapa staff Ratu di situ dengan menjulurkan lidah kami di depan pintu gerbang, sangat lucu bagi kami remaja 14 tahun yang sedang kelelahan kala itu. Kami naik kereta pertama kembali ke kota asal kami dan aku ingat di kala kami berjalan pulang ke rumah dari stasiun sementara orang-orang sedang memulai aktifitas pagi harinya pergi ke tempat kerja. Tak sadar kami telah menyelesaikan perjalanan gratis 500 mil kala itu – yang rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata – dan mataku rasanya seperti terbuka akan kemungkinan untuk seseorang melakukan perjalanan yang tidak lagi dibatasi oleh harga sebuah tiket.
Trik kartu debit
Sesuatu yang kupelajari dalam perjalananku, bahwa sebuah kartu debit keluaran Inggris (bukan kartu kredit) tidak bisa digunakan untuk pembelian langsung di luar wilayah Inggris; hanya bisa untuk mengambil uang di ATM. Hal ini bisa dijadikan alasan saat kondektur kereta menanyakan tiketmu. Aku pun dengan sopan dan bersahaja untuk membeli tiket di atas kereta saja, dan menawarkan kartu debitku sebagai metode pembayarannya. Kamu bisa dengan penuh percaya diri memencet pin di mesin pembayaran karena tahu itu tidak akan berhasil (mohon dicoba terlebih daulu untuk memastikan kalau kartu debitmu tidak bisa dipakai sebelumnya sebelum berakting membayar tiket yang mahal melalui kondektur, kalau berhasil dipakai jadinya ya tekor!)
Saat mesin tiket menolak kartumu, cukup akting terkejut saja, yakinkan petugas kalau memang ada saldo di sana, dan kamu tidak membawa uang tunai karena berbahaya kalau membawanya saat bepergian. Tindakan ini menghasilkan beberapa konsekuensi atau hasil:
- Hasil terbaiknya kondektur akan berpikir kalau mesinnya yang rusak, coba beberapa kali, kemudian minta maaf kepadamu, dan akhirnya membiarkanmu naik kereta gratisan!
- Mereka mungkin tidak mentoleransinya dan memintamu untuk meninggalkan kereta di stasiun berikutnya untuk membeli tiket dari peron di mesin tiket (terkadang dengan memprotes mesin mereka yang salah dan bukan kamu dapat berakibat pada mereka yang menyerah dan mengizinkamu menyelesaikan sisa perjalananmu – patut dicoba)
- Mereka mungkin memberikanmu denda; sangat disarankan pura-pura terkejut dan sedih, tetap gigih dengan mindset kalau kartumu tidak bisa dipakai dan tidak punya uang tunai, serta tetap bertingkah sesuai aturan. Silakan lihat bagian ‘denda gratis’ tentang bagaimana berurusan dengan denda kereta.
Ada juga kemungkinan lainnya yang bisa muncul dari trik semacam ini, yang juga terjadi padaku dan pacarku ketika menaiki kereta dari Amsterdam ke Porto. Setela menghabiskan malam di sebuah stasiun kereta di Belgia dan bangun saat matahari terbit untuk mengejar kereta pertama ke Lille, Prancis, kami memutuskan untuk menggunakan trik kartu debit ini.
Ketika dihadapkan dengan kartu debit yang berulangkali ditolak, serta dua penumpang tanpa uang tunai di antara mereka, kondektur Belgia tersebut mulai merasa jengkel dan terganggu. Dia tidak terlalu bisa berbicara bahasa Inggris, dan dengan bahasa Prancis dia mengatakan pada kami kalau kami harus membayar perjalanan kami bagaimanapun caranya. Sehingga kondektur itu pun merasa sangat mara, dan secara paksa merebut kartu debit dari tangan pacarku dan berjalan menyusuri gerbong sambil bergumam tidak jelas dalam bahasa Prancis.
Pada titik ini emosiku pun tersulut; kamu tidak bisa kabur begitu saja dengan kartu bank milik orang lain, dengan situasi apapun itu – tetap saja ilegal untuk dilakukan. Petugas kondektur tersebut juga berteriak-teriak akan memanggil polisi dan kami akan mendapatkan masalah besar. Kami mengatakan padanya biar saja panggil polisi, tidak apa-apa, tapi kartunya juga harus dikembalikan. Ia tidak mengerti aksen Inggris tenggaraku, sehingga aku lanjut berteriak “je voudrais mon credit card” tanpa disertai dengan aksen Prancis yang romantis, masih dengan aksen Inggris selatan yang kental.
Akirnya, pada pemberhentian berikutnya, ia mengawal kami, masih juga memegangi kartu pacarku menuju ke petugas polisi stasiun. Ia menjelaskan peristiwa yang sedang terjadi kepada petugas polisi yang mendengarkan dengan cermat, sebelum menoleh ke arah kami untuk mendengarkan cerita dari sisi kami – untungnya dia bisa berbicara bahasa Inggris dengan sangat baik. Setelah aku selesai menjelaskan padanya bagaimana kondektur merebut secara paksa kartu bank dari pacarku, petugas polisi akirnya meraih kartu tersebut dari kondektur, memberikannya kembali kepada pacarku dan berkata padanya bahwa tidak bisa dibenarkan dan ilegal untuk memindakan apalagi mengambil kartu bank dari pandangan pemiliknya! Rasanya lebih memuaskan dibandingkan dengan naik kereta gratis tanpa ketahuan, itu karena raut muka kondektur setelah apa yang polisi katakan padanya; terlihat kecemasan dan keheranan karena pekerjaannya dibuat sia-sia begitu saja.
Kesimpulan perjalanan kereta gratis
Bepergian ke suatu tempat itu menyenangkan serta dapat membuka matamu tentang tempat-tempat, budaya, dan orang-rang baru, namun kegiatan ini dibatasi oleh sistem finansial yang memihak kepada yang kaya. Bepergian tanpa tiket – atau tanpa uang – itu bukanlah tindakan kriminal; namun sebuah bentuk protes, sebuah aksi pembangkangan terhadap privatisasi. Memang berisiko yang berujung pada masalah hukum dan juga berisiko mendapatkan hadiah denda. Jika kamu kuatir dengan cara seperti ini mungkin lebih baik menebeng saja, di mana lebih tidak berisiko mendapatkan masalah hukum.
Bagi kamu yang suka menebeng dan familiar dengan aturan yang berlaku di jalanan, maka kamu tahu kalau tumpangan yang kamu dapatkan tidak selalu mengantarkanmu ke arah tujuan yang diinginkan, seringkali kamu harus berhenti di tengah perjalanan dan harus berjuang lagi untuk mendapatkan tumpangan lagi. Dengan kereta gratis kamu tahu kemana kamu pergi dan sadar jika sudah berada di atas kereta tentunya kamu sedang menuju ke suatu tempat. Bahkan jika kamu hanya bisa mendapatkan kereta satu kali dan berhenti, sama artinya dengan satu kali pemberhentian lebih dekat dari tempat tujuan yang kamu inginkan. Jika kamu menaiki kereta antar kota, jarak 100-200km itu sudah terjamin dan tergantung pada keberuntunganmu dan seberapa awal kamu memulai perjalanannya, sehingga mudah untuk mencapai suatu perjalanan jauh dalam sehari saja.
Juga selalu ingat untuk memeriksa hukum seperti apa yang berlaku di sebuah negara yang kamu tuju, khususnya pada saat menunjukkan kartu identitasmu kepada petugas dan polisi. Di beberapa negara saat diminta identitas oleh polisi kamu harus segera menunjukannya atau kamu bisa ditahan. Perlu juga diingat untuk selalu sopan dan rendah hati ketika berhadapan dengan staf kereta atau polisi serta jangan kuatir mengenai membayar denda dan semacamnya, karena semuanya tanpa legalitas hukum. Ini bisa saja mempengaruhi rating kreditmu serta bisa memperoleh surat dari pengadilan, tapi abaikan saja. Aku belum pernah sama sekali membayar denda dan tidak berniat melakukannya. Situasi pribadiku mungkin berbeda denganmu, karena saat aku masih agak muda dulu pernah meminjam uang dari beberapa bank dan tidak pernah membayarnya kembali. Sehingga rating kreditku bisa dikatakan habis dan memiliki hutang maupun denda yang menggunung tidak memberiku rasa kuatir sedikitpun.
Jikapun kamu tidak siap untuk keluar dari sistem kredit/hutang dan merasa kuatir tidak bisa mengajukan kontrak telepon pascabayar atau kredit gadai, maka jangan sekali-kali mencoba naik kereta tanpa tiket! Dikarenakan dapat memberikanmu masalah di masa depan.
Jika kamu seseorang yang nomaden menikmati hidup dengan bepergian dan menganggap rumah hanya untuk beristirahat meletakkan kepalamu, maka cobalah bepergian dengan gratis semacam ini. Kamu akan menemukan tempat-tempat yang belum pernah kamu tahu itu ada dan melihat hal-hak yang belum pernah kamu ketahui akan kamu lihat. Keberuntungan dan nasib memainkan peran yang besar di dunia naik kereta gratis, sama halnya insting dan stamina. Berdasarkan pengalamanku , butuh waktu sekitar 5 hari sekali untuk bisa kembali ke Inggris dari Portugal. Aku akhirnya bisa kembali ke London, sangat kelelahan dengan kaus kaki yang terbuat dari kaos t-shirt lama dan pria Prancis yang kutemui di Calais, menawarinya kamar untuk tidur. Jadi bersiaplah untuk perjalanan jauh – karena rasanya berat dan menguras tenaga!
Selalu waspada dan perhatikan rambu-rambu dan sinyal yang tidak kentara dan jangan egois, meskipun saat kamu yang sedang membutuhkan karena perwujudannya akan muncul melalui pikiran atau niat baik. Cobalah dan lihat gairah macam apa yang bisa kamu dapatkan. Semoga beruntung dan selamat jalan-jalan.
Baca lebih lanjut
- Artikel tentang melompat ke kereta di Hitchwiki (bahasa Inggris)
- Travel trains without spending money (bahasa Inggris)